Apa itu Hipertermia? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab, faktor risiko, dan gejala hipertermia.

Apa itu Hipertermia? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Hipertermia adalah kenaikan suhu tubuh, yaitu di atas 40 derajat Celsius, akibat kegagalan sistem pendingin tubuh menghadapi suhu yang terlalu panas. Hipertermia adalah kondisi yang tidak boleh dianggap enteng. Jika tidak ditangani dengan tepat, hipertermia ekstrem berisiko kematian. Ketahui lebih lanjut mengenai penyebab, faktor risiko, dan gejala hipertermia.

Meski sama-sama peningkatan suhu tubuh, namun hipertermia berbeda dengan demam. Demam adalah peningkatan suhu yang dikendalikan oleh sistem pengaturan suhu tubuh dan bertujuan untuk melawan infeksi. Sedangkan, hipertermia adalah peningkatan suhu yang tidak bisa dikendalikan oleh sistem pengaturan suhu tubuh. Lalu, apa penyebab dan gejala hipertermia, serta bagaimana cara mengatasinya? Berikut informasi selengkapnya.

Penyebab dan Faktor Risiko Hipertermia

Penyebab umum hipertermia adalah paparan suhu panas ekstrem yang tidak bisa dikontrol oleh sistem pengaturan suhu tubuh, misalnya karena panas yang diterima tubuh melebihi panas yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Pada orang yang sehat, keringat adalah cara alami untuk mendinginkan tubuh. Namun, pada pengidap hipertermia, kelenjar keringat mungkin tidak berfungsi dengan baik, sehingga suhu tubuh terus meningkat. Hipertermia juga dapat disebabkan oleh olahraga atau aktivitas fisik di bawah paparan sinar matahari, kurang cairan tubuh, mengenakan pakaian tebal saat cuaca panas, atau berada di ruangan tanpa sirkulasi udara yang baik. Selain itu, ada beragam kondisi yang meningkatkan risiko hipertermia, yaitu:

  • Anak usia di bawah 4 tahun.
  • Dehidrasi.
  • Penurunan fungsi peredaran darah dan kelenjar keringat pada lansia.
  • Pengidap gangguan jantung, ginjal, dan paru.
  • Pengidap tekanan darah tinggi yang membatasi asupan garam.
  • Penyalahgunaan alkohol.
  • Obesitas atau sebaliknya yaitu berat badan kurang.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya obat bius, diuretik, dan obat pengontrol tekanan darah.

Gejala Hipertermia

Gejala hipertermia yang umum dikenali adalah suhu tubuh di atas 40 derajat Celsius. Selain itu, hipertermia dapat ditandai dengan gejala-gejala, seperti pusing, sulit berkeringat, haus berlebihan meski sudah minum air putih, tekanan darah rendah, lemas, mual, muntah, gangguan penglihatan, kebingungan, kulit kemerahan, dan perubahan denyut jantung.

Penanganan dan Pencegahan Hipertermia

Penanganan hipertermia dilakukan untuk mencegah suhu tubuh penderita meningkat drastis. Berikut beragam cara yang bisa diterapkan untuk mengendalikan suhu tubuh:

  • Tidak melakukan aktivitas yang berat.
  • Kenakan pakaian yang longgar dan tipis. Hindari memakai pakaian yang tebal dan ketat.
  • Kompres dingin di area leher, ketiak, pergelangan tangan, dan selangkangan.
  • Berada di tempat yang sejuk dengan ventilasi udara yang baik.
  • Pastikan tubuh terhidrasi dengan banyak minum air putih.
  • Tidak mengonsumsi minuman berkafein, misalnya kopi atau teh.

Hipertermia juga bisa dicegah dengan beragam cara berikut:

  • Tidak beraktivitas di luar ruangan saat cuaca panas.
  • Penggunaan payung atau topi lebar untuk melindungi tubuh dari paparan sinar matahari.
  • Penggunaan pakaian tipis dan longgar. 
  • Minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
  • Berada di ruangan sejuk dengan sirkulasi udara yang baik, terutama ketika kondisi tidak fit.

Jika tidak ditangani secepatnya, hipertermia berisiko heat stroke, yaitu kondisi darurat yang membahayakan nyawa, misalnya kerusakan permanen organ tubuh. Jika Anda mengalami gejala-gejala hipertermia yang tidak berkurang dengan langkah-langkah penanganan di atas, segera ke dokter untuk perawatan dan pengobatan lebih lanjut. Jika ada pertanyaan terkait hipertermia, konsultasikan ke dokter untuk saran dan bantuan yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout