Apa Itu Anemia? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

apa itu anemia

Apa Itu Anemia? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. 

Ada banyak jenis anemia dengan penyebab yang berbeda-beda. Kondisi ini bisa berlangsung sementara ataupun jangka panjang, dengan tingkat keparahan dari ringan sampai serius. Bahkan, anemia kadang menjadi tanda adanya penyakit lain yang lebih berat. 

Lewat artikel ini, mari kita ulas selengkapnya mengenai penyebab, gejala, cara mengobati, sampai risiko komplikasi anemia!

Apa Itu Anemia?

Anemia adalah kelainan darah yang terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah atau sel darah merah tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, penderita anemia mudah lelah dan mengalami kulit yang pucat.

Beberapa jenis anemia bersifat genetik, tapi beberapa orang juga dapat mengalami kondisi ini seiring berjalannya waktu.

Jenis dan Penyebab Anemia

Setiap jenis anemia punya penyebab yang berbeda. Berikut beberapa di antaranya:

1. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling sering terjadi. Penyebabnya karena tubuh kekurangan zat besi, padahal zat besi dibutuhkan sumsum tulang untuk membuat hemoglobin. Tanpa hemoglobin yang cukup, sel darah merah tidak bisa terbentuk dengan baik.

Kondisi ini bisa dialami ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen zat besi, atau akibat perdarahan seperti menstruasi berlebihan, tukak lambung, kanker, hingga penggunaan obat pereda nyeri tertentu (misalnya aspirin) dalam jangka panjang.

2. Anemia Defisiensi Vitamin B12 atau Vitamin B9 (Folat)

Selain zat besi, tubuh juga butuh vitamin B12 dan folat untuk menghasilkan sel darah merah yang sehat. Kekurangan asupan gizi ini bisa membuat produksi sel darah merah terganggu.

Ada juga kondisi ketika tubuh tidak mampu menyerap vitamin B12 dengan baik, yang dikenal sebagai pernicious anemia.

3. Anemia Aplastik

Jenis anemia yang langka tapi serius ini terjadi ketika sumsum tulang gagal memproduksi cukup sel darah baru, termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. 

Penyebabnya bisa karena infeksi, obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, hingga paparan bahan kimia beracun. 

Kadang, sistem imun justru menyerang sel punca di sumsum tulang, sehingga produksi sel darah terhenti.

4. Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik muncul ketika sel darah merah hancur lebih cepat daripada waktu normalnya, baik di aliran darah maupun di limpa. 

Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kelainan jantung (seperti katup bocor), infeksi, penyakit autoimun, hingga faktor bawaan sejak lahir. Contohnya adalah talasemia atau kekurangan enzim tertentu seperti G6PD. 

5. Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit merupakan jenis anemia bawaan yang termasuk kategori hemolitik. Pada kondisi ini, hemoglobin berbentuk tidak normal sehingga sel darah merah berubah jadi kaku dan berbentuk sabit. 

Sel darah ini lebih cepat mati dan bisa menyumbat pembuluh darah kecil, sehingga menimbulkan nyeri dan komplikasi serius.

6. Anemia Akibat Kondisi Kesehatan Lainnya

Beberapa penyakit bisa menghambat tubuh dalam memproduksi sel darah merah. Misalnya peradangan kronis akibat kanker, HIV/AIDS, penyakit ginjal, penyakit Crohn, atau rheumatoid arthritis.

Gangguan pada sumsum tulang seperti leukemia atau myelofibrosis juga bisa menyebabkan anemia dengan tingkat keparahan yang beragam. 

Pasien dengan penyakit ginjal kronis pun sering mengalami anemia karena tubuh tidak memproduksi cukup hormon eritropoietin. Kemoterapi untuk kanker juga dapat menghambat pembentukan sel darah merah baru.

Faktor Risiko Anemia

Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami anemia, antara lain:

  • Pola makan kurang seimbang. Kekurangan zat besi, vitamin B12, dan folat dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap anemia.
  • Gangguan pada usus halus. Kondisi seperti penyakit Crohn atau penyakit celiac bisa mengganggu penyerapan nutrisi penting sehingga memicu anemia.
  • Menstruasi. Periode haid yang berat dapat menyebabkan kehilangan sel darah merah lebih banyak dari biasanya.
  • Kehamilan. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen zat besi dan asam folat lebih berisiko terkena anemia.
  • Penyakit kronis. Penyakit seperti kanker, gagal ginjal, atau diabetes dapat mengurangi jumlah sel darah merah yang diproduksi tubuh.
  • Perdarahan jangka panjang. Pendarahan lambat akibat tukak lambung atau masalah lain dalam tubuh bisa menguras cadangan zat besi dan menyebabkan anemia defisiensi besi.
  • Riwayat keluarga. Memiliki anggota keluarga dengan anemia bawaan, seperti anemia sel sabit, meningkatkan risiko Anda mengalaminya juga.
  • Faktor lain. Riwayat infeksi tertentu, penyakit darah, atau autoimun, serta kebiasaan minum alkohol berlebihan, paparan bahan kimia beracun, dan penggunaan obat tertentu bisa mengganggu produksi sel darah merah.
  • Usia. Orang berusia di atas 65 tahun lebih berisiko mengalami anemia.

Gejala Anemia

Ketika Anda mengalami anemia, tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang berfungsi untuk menghantarkan oksigen ke berbagai jaringan, sehingga Anda mungkin mengalami satu atau lebih gejala berikut:

  • Kelemahan
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Bunyi berdesing di telinga
  • Sakit kepala
  • Tangan atau kaki dingin
  • Kulit pucat atau kekuningan
  • Nyeri dada

Cara Mengatasi Anemia

Penanganan anemia bisa berbeda-beda tergantung penyebabnya. Mulai dari perbaikan pola makan, konsumsi suplemen, hingga tindakan medis tertentu. Ini beberapa cara yang biasanya dilakukan:

1. Makan Makanan Sehat

Walau tidak semua jenis anemia bisa dicegah, menjaga pola makan tetap sehat dapat membantu mengurangi risiko anemia akibat kekurangan zat besi maupun vitamin. Beberapa makanan yang baik dikonsumsi antara lain:

  • Sumber zat besi: daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, buah kering, dan biji-bijian.
  • Sumber vitamin B12: daging, ikan, telur, dan produk susu.
  • Sumber asam folat: jeruk dan buah sitrus lainnya, sayuran hijau, kacang-kacangan, serta sereal yang diperkaya vitamin.

2. Konsumsi Suplemen

Selain dari makanan, kebutuhan nutrisi juga bisa dipenuhi melalui suplemen, misalnya:

  • Suplemen zat besi untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
  • Vitamin B12 untuk mendukung produksi sel darah merah yang sehat.
  • Asam folat untuk membantu pembentukan sel darah merah dan DNA.

Anda juga bisa mengonsumsi Ferospat, suplemen penambah darah dengan kandungan zat besi, vitamin B12, vitamin C, asam folat, dan mineral lain, yang umumnya dianjurkan untuk ibu hamil, menyusui, atau orang lanjut usia.

3. Mengobati Penyakit Penyebab Anemia

Jika anemia disebabkan oleh penyakit tertentu, biasanya perawatan diarahkan pada penyakit dasarnya. 

Contohnya, pada penyakit ginjal kronis, dokter bisa memberikan suntikan eritropoietin untuk merangsang produksi sel darah merah.

Dalam kondisi tertentu, dokter juga mungkin menyarankan:

  • Transfusi darah untuk mengganti sel darah merah yang hilang.
  • Transplantasi sumsum tulang untuk mengganti sel punca yang rusak dengan yang sehat.
  • Operasi bila anemia terjadi akibat perdarahan internal.

Komplikasi Anemia 

Kalau tidak ditangani, anemia bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti:

  • Kelelahan berat. Anemia parah bisa membuat tubuh sangat lemas hingga sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Komplikasi kehamilan. Ibu hamil dengan anemia akibat kekurangan folat lebih berisiko mengalami masalah seperti kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, preeklamsia, bahkan keguguran.
  • Gangguan jantung. Anemia bisa menyebabkan jantung berdetak cepat atau tidak teratur (aritmia). Karena kadar oksigen dalam darah rendah, jantung harus bekerja lebih keras memompa darah. Lama-kelamaan, ini bisa memicu pembesaran jantung atau gagal jantung.
  • Kematian. Beberapa jenis anemia bawaan, misalnya anemia sel sabit, dapat menyebabkan komplikasi serius yang mengancam jiwa. Kehilangan darah dalam jumlah besar secara mendadak juga bisa menimbulkan anemia berat yang fatal.

Anemia bukan sekadar rasa lelah biasa, tapi kondisi medis yang perlu diperhatikan serius. Dengan mengenali gejala, faktor risiko, serta cara pencegahannya, Anda bisa menjaga kesehatan tubuh agar tetap bugar. 

Jika merasa memiliki tanda-tanda anemia, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Yuk, terus jaga kesehatan Anda dan keluarga dengan beli suplemen dan obat dari Pyfa Health!

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout