Antasida Doen: Panduan Penggunaan, Dosis, dan Efek Samping
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Antasida doen adalah obat untuk mengatasi keluhan yang disebabkan oleh naiknya asam lambung, misalnya nyeri di ulu hati, perut kembung, dan mual. Ketahui lebih lanjut mengenai aturan penggunaan dan dosis antasida doen yang tepat.
Antasida Doen dijual bebas tanpa resep dokter dan berbentuk tablet kunyah atau suspensi. Meski demikian, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum penggunaan antasida doen. Berikut penjelasan mengenai panduan penggunaan, dosis, dan efek samping antasida doen yang perlu Anda ketahui.
Panduan Penggunaan Antasida Doen yang Aman
Antasida doen umumnya memiliki risiko efek samping yang rendah untuk mayoritas orang. Namun, pada kondisi tertentu, penggunaan antasida doen tidak dianjurkan, yaitu:
- Pengidap penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit jantung, atau stroke, karena berisiko memperparah gejala.
- Ada riwayat alergi antasida.
- Ibu menyusui, karena berisiko menyerap ke ASI yang mungkin membahayakan bayi jika jumlahnya terlalu banyak.
- Pengidap sirosis atau hipertensi, karena kadar natrium pada antasida doen berisiko memperparah gejala.
- Sedang menjalani diet rendah garam.
- Pengidap fenilketonuria, karena kandungan aspartam pada obat golongan antasida berisiko untuk pengidap tersebut.
- Sedang mengonsumsi obat lain, produk herbal, atau suplemen, karena berisiko efek samping.
Aturan Pakai dan Dosis Antasida Doen yang Tepat
Pemberian dosis antasida doen berbeda-beda. Berikut dosis antasida doen yang umum diberikan:
1. Dosis antasida doen sediaan tablet kunyah.
- Orang dewasa: maksimal 2 tablet sebelum makan, 3-4 kali sehari.
- Anak usia 6-12 tahun: Maksimal 1 tablet sebelum makan, 3-4 kali sehari.
2. Dosis antasida doen suspensi.
- Orang dewasa: maksimal 10 mililiter sebelum makan, 3-4 kali sehari.
- Anak usia 6-12 tahun: maksimal 5 mililiter sebelum makan, 3-4 kali sehari.
Efek Samping Antasida Doen
Antasida doen mungkin memicu efek samping, terutama pada orang usia di atas 65 tahun, yaitu:
- Sakit kepala.
- Diare.
- Sembelit.
- Perut kembung.
- Nyeri perut.
- Mual dan muntah.
Hentikan penggunaan antasida doen dan segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius berikut:
- Anemia mikrositik. Antasida doen memperkecil ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh defisiensi zat besi.
- Rebound asam. Antasida doen mungkin memicu tubuh memproduksi asam berlebih, sehingga memperparah gejala.
- Osteopenia. Obat ini mungkin memicu pengeroposan tulang yang menandakan tahap awal osteoporosis.
- Neurotoksisitas. Obat ini mungkin memicu perubahan fungsi saraf yang menyebabkan kerusakan otak akibat bahan kimia yang bersifat toksik.
- Hiperkalsemia. Obat ini mungkin memicu kadar kalsium berlebih di darah, sehingga berisiko mengurangi kepadatan tulang, mengganggu fungsi organ jantung dan otak, serta menyebabkan batu ginjal.
Selain itu, jika muncul keluhan, misalnya gangguan pencernaan atau mulas setelah penggunaan antasida doen, segera ke dokter. Dengan begitu, dokter bisa mendiagnosis penyebabnya dan diberikan pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda, sehingga komplikasi yang serius bisa dicegah.
Amankah Antasida Doen untuk Ibu Hamil dan Menyusui?
Penggunaan antasida doen saat hamil atau menyusui hanya dilakukan jika dokter menilai bahwa potensi manfaatnya melebihi risikonya. Ibu hamil dan ibu menyusui perlu berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Hal ini dikarenakan kandungan antasida doen, yaitu magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida, bisa diserap ke ASI yang mungkin berisiko untuk janin. Dengan penggunaan antasida doen yang sesuai dengan anjuran dokter, kesehatan ibu hamil dan janin terjaga, serta komplikasi kehamilan bisa dicegah.