Anemia: Pengertian, Penyebab, dan Gejala
Pernahkah Anda merasa lelah dengan wajah pucat? Hal ini bisa menandakan Anda terkena anemia. Anemia atau kurang darah adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik.
Anemia yang terjadi pada setiap orang bisa berbeda-berbeda. Ada yang mengalami anemia sementara atau dalam jangka panjang dengan tingkat keparahan ringan hingga berat. Apa penyebab, jenis-jenis anemia, serta gejala yang ditimbulkan? Berikut penjelasannya.
Lihat Juga: Suplemen Penambah Darah Berbentuk Tablet Larut
Jenis-Jenis Anemia
Anemia disebabkan oleh tubuh yang kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Hal ini mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak mendapat cukup oksigen, sehingga tidak bisa berfungsi secara normal. Ada beberapa jenis anemia berdasarkan penyebabnya berikut:
1. Anemia akibat kekurangan zat besi
Jenis anemia ini disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan hemoglobin (Hb). Selain itu, juga bisa disebabkan kurangnya asupan zat besi dalam makanan atau karena tubuh tidak dapat menyerap zat besi, misalnya penyakit celiac.
2. Anemia saat kehamilan
Saat hamil, asupan hemoglobin meningkat, sehingga ibu hamil membutuhkan lebih banyak asupan zat pembentuk hemoglobin, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Jika kekurangan ketiga nutrisi tersebut, maka bisa meningkatkan risiko terjadinya anemia yang dapat membahayakan ibu hamil dan janin.
3. Anemia akibat perdarahan
Perdarahan berat yang terjadi dalam waktu lama atau mendadak juga bisa menyebabkan anemia. Beberapa perdarahan berat tersebut antara lain gangguan menstruasi, cedera, peradangan pada lambung, wasir, kanker usus, dan efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain itu, anemia akibat perdarahan juga bisa menandakan cacingan akibat infeksi cacing tambang yang menghisap darah dari dinding usus.
4. Anemia aplastik
Jenis anemia ini terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang menyebabkan tubuh tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Anemia aplastik dipicu oleh infeksi, paparan zat kimia beracun, penyakit autoimun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengobati rheumatoid arthritis.
5. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Jenis anemia ini bisa diturunkan dari orang tua, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti penisilin, paracetamol, dan obat antimalaria.
6. Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit tertentu bisa memengaruhi proses pembentukan sel darah merah, terutama jika terjadi dalam jangka panjang. Beberapa penyakit tersebut, antara lain kanker, Crohn, ginjal, rheumatoid arthritis, dan HIV/AIDS.
7. Anemia sel sabit (sickle cell anemia)
Anemia sel sabit terjadi karena adanya mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Hal ini menyebabkan hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Jenis anemia ini biasanya menyerang seseorang yang orang tuanya sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
8. Thalasemia
Seperti halnya anemia sel sabit, thalasemia juga disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Penderita thalasemia umumnya diturunkan dari orang tua dengan kondisi yang sama.
Gejala Anemia
Gejala anemia bisa bervariasi, tergantung penyebabnya. Berikut beberapa gejala yang dialami penderita anemia:
- Sakit kepala
- Cepat lelah
- Kulit terlihat pucat atau kekuningan
- Sering mengantuk, terutama setelah makan
- Nyeri dada
- Napas pendek
- Detak jantung tidak teratur
- Dingin di tangan dan kaki