3 Tanda Bayi Kuning yang Normal, Penyebab, dan Penanganannya

tanda bayi kuning yang normal

3 Tanda Bayi Kuning yang Normal, Penyebab, dan Penanganannya

ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty

Bayi kuning atau ikterus neonatal adalah kondisi umum yang dialami oleh bayi yang baru lahir. Meskipun terlihat mengkhawatirkan, tanda bayi kuning yang normal pada umumnya tidak berbahaya dan dapat hilang dalam beberapa minggu. 

Dikutip dari www.hkmj.org, kondisi ini terjadi akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah, yaitu pigmen kuning yang dihasilkan saat sel darah merah yang sudah tua dipecah. 

Kondisi ini terjadi ketika tubuh bayi belum mampu mengolah dan membuang bilirubin dengan efektif. Bilirubin seharusnya diolah oleh hati, tetapi pada bayi baru lahir, organ ini sering kali belum cukup matang untuk menjalankan fungsinya secara optimal. 

Hasilnya, bilirubin menumpuk di dalam darah, sehingga menyebabkan kulit dan bagian putih mata (sklera) bayi tampak kuning. 

Tanda Bayi Kuning yang Normal

Tanda-tanda bayi kuning yang normal atau dikenal juga sebagai ikterus fisiologis biasanya muncul dalam 2-4 hari setelah lahir dan menghilang dalam 1-2 minggu. Beberapa tanda bayi kuning normal di antaranya sebagai berikut.  

1. Warna Kuning Terlihat di Wajah

Perubahan warna biasanya pertama kali muncul di wajah dan kemudian cenderung menyebar ke dada dan perut.

2. Tidak Mengalami Perubahan Perilaku Drastis 

Bayi dengan tanda kuning yang normal umumnya tetap aktif, menyusu dengan baik, dan tidak menunjukkan gejala lain yang mengkhawatirkan. 

3. Kulit Kuning Saat Ditekan

Jika kulit bayi ditekan dengan lembut, maka bagian tersebut akan terlihat lebih kuning, terutama di bagian hidung atau dahi.

Penyebab Bayi Kuning Normal

Beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap munculnya tanda bayi kuning yang normal antara lain:

1. Perkembangan Hati yang Belum Matang

Pada bayi yang baru lahir, hati belum sepenuhnya berkembang, sehingga kurang efisien dalam memproses bilirubin.  

2. Kadar Sel Darah Merah yang Tinggi

Bayi dilahirkan dengan jumlah sel darah merah yang lebih tinggi, yang kemudian dipecah setelah lahir.

3. Menyusui

Ikterus ringan sering terjadi pada bayi yang disusui, karena bayi mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan pola menyusui. Hal inilah yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam membuang bilirubin.  

Meskipun kebanyakan kasus ikterus neonatal adalah tanda bayi kuning normal, tetapi beberapa tanda ini perlu diwaspadai: 

  • Warna kuning menyebar ke kaki, yang menjadi tanda bahwa kadar bilirubin yang lebih tinggi.
  • Gejala lain, seperti lemas atau tidak mau menyusu memerlukan perhatian medis.
  • Warna kuning bertahan lebih dari 2 minggu. 

Jika satu atau bahkan lebih dari tiga tanda di atas terjadi, maka segera periksakan bayi ke dokter. 

Penanganan Bayi Kuning yang Normal

Penanganan bayi kuning yang normal biasanya tidak memerlukan penanganan medis, sehingga cukup dipantau orang tua saja. Berikut adalah berbagai cara yang dapat dilakukan.  

1. Pastikan Bayi Menyusu dengan Cukup

ASI membantu mempercepat pembuangan bilirubin dari tubuh bayi. Menyusu setidaknya 8-12 kali sehari dapat meningkatkan frekuensi buang air besar dan membantu menurunkan kadar bilirubin. 

2. Jemur Bayi  

Cahaya matahari pagi dapat membantu memecah bilirubin dalam kulit. Jadi, jemur bayi di sinar matahari langsung selama maksimal 10 menit pada pagi hari (sebelum jam 10 pagi). Pastikan bayi tidak kedinginan atau terlalu lama di bawah sinar matahari.

Namun, jika terdapat tanda-tanda seperti ini, maka segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut, seperti fototerapi yang dapat membantu menurunkan kadar bilirubin dengan cepat: 

  • Kuning muncul dalam 24 jam pertama setelah lahir.
  • Bayi terlihat sangat mengantuk atau tidak responsif.
  • Warna kuning menyebar ke lengan dan kaki.

Komplikasi Bayi Kuning

Jika tidak ditangani dengan tepat, bayi kuning bisa mengalami beberapa komplikasi, yaitu:

1. Ensefalopati akut

Ensefalopati akut adalah kondisi ketika bilirubin pada darah bayi masuk ke otak, sehingga merusak sel-sel otak. Kondisi ini ditandai oleh beberapa gejala, yaitu:

  • Muntah
  • Demam
  • Lesu
  • Sulit menyusu atau mengisap puting ibu
  • Leher dan tubuh melengkung ke belakang
  • Sulit dibangunkan.
  • Lebih rewel dan gelisah.

2. Kernikterus

Ensefalopati akut yang tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan kernikterus atau kerusakan permanen pada otak. Kondisi ini bisa menyebabkan kelemahan otot, perkembangan email gigi terhambat, cerebral palsy, sulit bicara, hingga tuli permanen.

Penanganan Bayi Kuning

Bayi kuning yang disebabkan oleh penyakit kuning fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan bisa sembuh dalam waktu 4-10 hari. Namun, jika bayi kuning disebabkan oleh penyakit tertentu dan bilirubin meningkat secara drastis, diperlukan penanganan medis.

Ada beberapa gejala yang merupakan tanda bahaya pada bayi kuning, seperti malas menyusu, lemas yang tidak biasa, kantuk yang dalam, serta kejang. Jika bayi mengalami gejala-gejala tersebut, segera bawa ke IGD untuk diberikan penanganan yang tepat.

Untuk mengatasi bayi dengan kadar bilirubin tinggi, berikut penanganan utama yang diberikan:

  • Fototerapi, penggunaan cahaya khusus untuk mengubah bilirubin menjadi bentuk yang mudah diurai oleh hati.
  • Exchange transfusion (transfusi tukar), yaitu proses mengeluarkan darah bayi dengan kateter yang ditempatkan di pembuluh darah untuk digantikan dengan darah dari donor yang tepat.

Untuk menangani bayi kuning fisiologis, Anda bisa memberi ASI atau susu formula yang cukup untuk mencegah kenaikan bilirubin. Bayi baru lahir harus menyusu 8-12 kali dalam sehari selama beberapa hari pertama kehidupannya. Jika bayi mengonsumsi susu formula, berikan 30-60 ml susu setiap 2-3 jam sekali selama beberapa minggu pertama setelah dilahirkan untuk mencegah peningkatan kadar bilirubin dalam darah bayi. 

Pemberian ASI secara rutin dapat mencegah kelebihan bilirubin dalam darah bayi, karena kelebihan bilirubin akan dikeluarkan melalui tinja. Jika si kecil mengalami tanda-tanda bayi kuning di atas, periksa bagian putih bola mata dan kulit. Lakukan pemeriksaan tersebut setidaknya 2 kali dalam sehari untuk memastikan kondisi bayi sudah membaik atau justru semakin parah.

Jika kondisi bayi tidak membaik setelah 2 minggu, segera bawa ke dokter untuk diberikan penanganan yang tepat. Semakin cepat dan tepat perawatan diberikan, risiko bayi kuning mengalami kerusakan otak permanen bisa dicegah.

Jika kondisi bayi kuning tidak berbahaya dan bisa dirawat secara mandiri, dokter akan merekomendasikan bayi agar lebih sering dijemur di bawah sinar matahari pagi dan disusui. 

Sebagian besar kasus bayi kuning memang tidak berbahaya. Namun, jika bayi menunjukkan tanda-tanda penyakit kuning, segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Dengan begitu, risiko komplikasi bayi kuning bisa dikurangi.

Jika ada pertanyaan terkait tanda-tanda bahaya bayi kuning, penanganan, dan pencegahannya, konsultasikan ke dokter untuk diberikan saran dan rekomendasi yang sesuai kondisi bayi.

Tanda bayi kuning yang normal sering kali tidak memerlukan perawatan intensif dan akan membaik dengan sendirinya. Namun, penting bagi orang tua untuk terus memantau kondisi bayi dan mencari bantuan medis jika ada tanda-tanda yang mencurigakan.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout