14 Gejala Anemia Defisiensi Besi pada Anak, Penyebab, dan Cara Pengobatannya
ditinjau oleh dr. Carlinda Nekawaty
Anemia defisiensi besi kerap jadi salah satu penyakit yang tidak disadari penderitanya, termasuk oleh anak-anak. Oleh karena itu, penting untuk tahu gejala anemia defisiensi besi agar anak Anda bisa mendapatkan penanganan yang tepat, apabila merasakan gejala tersebut.
Dikutip dari jurnal di ojs.unimal.ac.id, anemia merupakan keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Hemoglobin sendiri merupakan protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah merah dan berperan untuk mengalirkan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Sementara, anemia defisiensi besi dapat terjadi akibat kekurangan zat besi yang digunakan untuk sintesis hemoglobin (Hb) 1. Penyakit ini kerap diderita oleh anak-anak dan menjadi masalah defisiensi nutrien yang paling sering dialami anak-anak.
14 Gejala Anemia Defisiensi Besi
Seseorang yang menderita anemia defisiensi besi akan merasakan sejumlah gejala pada tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala anemia defisiensi besi yang tepat. Adapun beberapa gejalanya adalah sebagai berikut:
- Lebih mudah lelah.
- Emosi menjadi kurang stabil.
- Warna kulit pucat.
- Napas terasa sesak..
- Kurang berenergi ketika beraktivitas.
- Sulit berkonsentrasi.
- Kepala terasa sakit dan pusing.
- Kaki dan tangan terasa dingin.
- Kesemutan pada kaki.
- Rasa sakit atau bengkak pada lidah.
- Jantung berdebar cepat.
- Nafsu makan berkurang.
- Dada terasa nyeri.
- Rambut mudah patah.
Apabila anak Anda merasakan gejala pada tubuh seperti di atas, maka kemungkinan anak Anda mengalami anemia defisiensi besi. Namun, biasanya gejala akan sulit terdeteksi apabila derajatnya masih ringan.
Penyebab Anemia Defisiensi Besi
Berdasarkan informasi dari situs resmi yankes.kemkes.go.id, setiap kelompok usia rentan terhadap defisiensi besi, khususnya anak-anak. Kelompok usia yang paling sering mengalami penyakit ini adalah usia balita.
Berbagai faktor dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Berikut adalah berbagai penyebab yang dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi, khususnya pada anak-anak:
- Cadangan besi rendah saat lahir akibat anemia pada ibunya.
- Pemberian ASI noneksklusif.
- Pengenalan makanan pendamping ASI yang tidak tepat dan terlalu cepat.
- Terlambatnya pengenalan makanan pendamping ASI yang tepat, seperti yang kaya akan zat besi.
- Jumlah zat besi yang tidak cukup dalam makanan.
- Sanitasi lingkungan yang buruk, seperti air minum yang tidak aman untuk dikonsumsi.
Secara umum, penyebab terjadinya anemia defisiensi besi adalah kurangnya zat besi pada tubuh. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab terjadinya kekurangan zat besi, sehingga seseorang bisa mengalami anemia defisiensi besi.
Cara Pengobatan Anemia Defisiensi Besi
Bagi anak yang menderita anemia defisiensi besi, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit satu ini. Cara mengobatinya bergantung pada seberapa parah kondisi dan penyebabnya. Berikut adalah cara mengobati anemia defisiensi besi yang kerap direkomendasikan:
- Konsumsi makanan dengan gizi seimbang sesuai usia anak.
- Membiasakan anak untuk mengonsumsi sayur dan buah sesuai usia.
- Meningkatkan asupan makanan yang kaya akan zat besi, seperti: hati ayam, bayam, daging merah, dan lain sebagainya sesuai usia anak.
- Hindari makanan dan minuman yang bisa menghambat terjadinya proses penyerapan zat besi dalam tubuh, seperti susu sapi dalam jumlah terlalu banyak, teh, dan sereal gandum utuh.
Apabila anemia defisiensi besi yang terjadi sudah cukup parah, maka tidak jarang diperlukan transfusi sel darah merah (RBC). Oleh karena itu, langkah yang tepat adalah memeriksakan diri terlebih dahulu ke tenaga kesehatan.
Dengan memeriksakan diri kepada ahli seperti dokter, maka anak Anda bisa mendapatkan cara penanganan yang tepat sesuai kondisi tubuh, terlebih jika gejala yang dirasakan sudah tergolong berat.
Itu dia informasi mengenai gejala anemia defisiensi besi pada anak beserta penyebab dan cara pengobatannya. Pastikan untuk selalu menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.