Blog

perbedaan vaksin sinovac dan astrazeneca

Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca, Mana yang Lebih Ampuh?

Untuk mencegah penyebaran virus Corona dan mempercepat terbentuknya herd immunity di Indonesia, program vaksinasi semakin digencarkan. Ada dua vaksin yang digunakan di Indonesia, yaitu vaksin Sinovac dan AstraZeneca. Meski memiliki tujuan yang sama, yaitu melindungi tubuh dari paparan virus Corona, namun ada perbedaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

Sebagai vaksin yang masuk ke Indonesia pertama kali, jutaan dosis Sinovac dan AstraZeneca telah didistribusikan ke masyarakat secara bertahap. Lansia hingga tenaga kesehatan merupakan kelompok prioritas pertama yang telah mendapatkan vaksinasi. Berikut beberapa perbedaan kedua vaksin tersebut.

Perbedaan Vaksin Sinovac dan AstraZeneca

Perbedaan utama antara vaksin Sinovac dan AstraZeneca adalah kandungannya. Jika Sinovac menggunakan virus tidak aktif (inactivated virus), maka AstraZeneca menggunakan vektor adenovirus simpanse. Selain itu, perbedaan antara vaksin Sinovac dan AstraZeneca juga mencakup hal-hal berikut:

Jadwal Pemberian Vaksin

Perbedaan pertama adalah jadwal pemberian vaksin dosis pertama dan kedua. AstraZeneca memiliki jarak 8-12 minggu, sedangkan Sinovac berjarak 2-4 minggu. Namun, kedua vaksin ini memiliki dosis yang sama sesuai rekomendasi WHO, yaitu 0,5 ml untuk vaksin pertama dan kedua.

Penyimpanan dan Distribusi Vaksin

Vaksin Sinovac dapat bertahan hingga 3 tahun dan bisa disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu 2-8 derajat Celsius. Vaksin ini juga harus terhindar dari paparan sinar matahari secara langsung. Sedangkan, vaksin AstraZeneca dapat bertahan selama 6 bulan di dalam lemari pendingin dengan suhu 2-8 derajat Celsius. Selain itu, vaksin ini bisa bertahan pada suhu 2-25 derajat Celsius hingga 6 jam jika dikeluarkan dari lemari pendingin, tidak boleh dibekukan, serta digunakan dalam 6 jam setelah dibuka.

Efektivitas Vaksin

Perbedaan vaksin Sinovac dan AstraZeneca selanjutnya adalah nilai efikasi atau efektivitasnya. Penelitian menemukan bahwa nilai efikasi vaksin Sinovac sebesar 56-65%, sedangkan nilai efikasi AstraZeneca sebesar 76%. Meski nilai efikasinya berbeda, baik vaksin Sinovac dan AstraZeneca terbukti dapat mengurangi risiko munculnya gejala berat Covid-19, mencegah kondisi semakin memburuk, dan mempersingkat durasi rawat inap jika terinfeksi virus Corona. 

Efek Samping Vaksin

Meski banyak yang mengklaim efek samping vaksin Sinovac tidak seberat AstraZeneca, namun efek samping yang muncul setelah menerima kedua vaksin tersebut pada umumnya sama, yaitu nyeri di area bekas suntikan. Selain itu, ada beberapa efek samping lainnya yang juga muncul, antara lain:

  1. Nyeri otot
  2. Demam
  3. Diare
  4. Rasa lelah
  5. Sakit kepala

Efek samping di atas tergolong bersifat ringan dan dapat hilang dalam 1-2 hari. Untuk mengurangi gejalanya, Anda bisa mengonsumsi paracetamol, ibuprofen, aspirin, atau antihistamin, sesuai dengan efek samping yang muncul.

Sebelum mendapatkan jadwal vaksinasi atau setelah vaksinasi, Anda tetap perlu menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Corona. Pastikan Anda menggunakan masker saat di luar rumah, menjaga jarak dengan orang lain, hindari kerumunan, rajin cuci tangan, serta jaga daya tahan tubuh dengan rutin mengonsumsi makanan bergizi dan beristirahat yang cukup.

Selain itu, sebelum mendapatkan vaksinasi, pastikan juga Anda sudah memenuhi kriteria sebagai penerima vaksin. Bagi ibu hamil dan menyusui, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan apakah Anda dapat menerima vaksin Covid-19 atau tidak, sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout