Blog

obat penambah darah

Kenali Obat Penambah Darah dan Efek Sampingnya

Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengonsumsi makanan yang tinggi zat besi dan obat penambah darah. Namun, pastikan Anda mengetahui jenis dan efek samping obat penambah darah yang dikonsumsi agar tetap aman untuk kesehatan.

Obat penambah darah umumnya digunakan untuk mengatasi anemia dan neutropenia. Anemia merupakan kondisi ketika darah tidak memiliki hemoglobin yang cukup, sedangkan neutropenia adalah kondisi ketika jumlah sel darah putih neutrofil dałam tubuh rendah atau di bawah normal. Berikut jenis obat penambah darah yang perlu Anda ketahui.

Lihat Juga: Suplemen Penambah Darah Berbentuk Tablet Larut

Obat Penambah Darah

Untuk mengatasi kurang darah, ada beberapa jenis obat penambah darah yang bisa disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda berikut: 

1. Zat besi, vitamin B12, dan folat

Ada sejumlah nutrisi yang dibutuhkan untuk menghasilkan sel darah merah, yaitu zat besi, vitamin B12, dan folat. Jika tubuh kekurangan tiga nutrisi ini, maka dapat meningkatkan risiko terjadinya anemia. Jika anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi, maka tubuh membutuhkan asupan suplemen zat besi tambahan agar proses pembentukan sel darah merah bisa berjalan dengan optimal. Namun, jika anemia disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan folat, maka tubuh membutuhkan suplemen vitamin B12 dan asam folat tambahan. Pastikan Anda tidak mengonsumsi suplemen zat besi, vitamin B12, dan folat dalam dosis tinggi, karena bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala, sakit perut, diare dan konstipasi, mual, serta nafsu makan berkurang.

2. Recombinant human erythropoietin

Anemia juga bisa disebabkan oleh tubuh yang tidak bisa memproduksi hormon erythropoietin (EPO). Hormon ini berperan dalam pertumbuhan sel darah merah di dalam darah. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan mengonsumsi recombinant human erythropoietin. Obat penambah darah ini bisa digunakan untuk pengobatan anemia kronis yang disebabkan oleh gangguan pada hormon erythropoietin, baik pada anak-anak maupun dewasa. Obat ini juga bisa digunakan oleh penderita gagal ginjal kronis, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, pasien yang membutuhkan transfusi darah dalam jangka panjang, serta penderita HIV.

Namun, obat ini tidak bisa digunakan oleh penderita dengan tekanan darah tinggi, gagal hati kronis, epilepsi, alergi terhadap produk berbahan protein hewan, kanker, kelainan sel darah merah seperti anemia sel sabit, serta ibu hamil dan menyusui. Selain itu, recombinant human erythropoietin juga memiliki efek samping berupa reaksi alergi, mual, nyeri sendi, sakit kepala, kelelahan, peningkatan tekanan darah, dan demam.

3. Obat penambah darah untuk Neutropenia

Pertumbuhan sel darah putih, termasuk neutrofil, terjadi di sumsum tulang dan dikendalikan oleh zat yang disebut granulocyte colony stimulating factor (G-CSF). Jika terjadi gangguan medis yang menghambat kerja G-CSF, makan tubuh akan mengalami neutropenia.

Untuk mengatasinya, ada tiga jenis obat penambah darah yang bisa dikonsumsi, yaitu lenograstim, filgrastim, dan pelfigrastim. Namun, obat ini tidak bisa diberikan kepada pasien dengan alergi terhadap obat G-CSF sintetic, gangguan fungsi ginjal dan hati, serta penderita leukemia yang belum menjalani kemoterapi. Efek samping yang mungkin timbul dari obat ini adalah sakit kepala, diare, mual, dan nyeri tulang.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout