Blog

hematokrit normal

Kadar Hematokrit Normal pada Bayi, Anak, dan Orang Dewasa

Sel darah merah berperan penting dalam menjaga kesehatan. Agar sel darah merah bekerja secara optimal, maka Anda perlu memiliki proporsi sel darah merah yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengetahui apakah sel darah merah dalam tubuh sudah memadai, perlu dilakukan tes hematokrit. Berapa kadar hematokrit normal?

Hematokrit adalah jumlah persentase sel darah merah dalam total volume darah. Tes hematokrit atau disebut sebagai tes volume sel dikemas (PCV) dilakukan untuk mengetahui apakah kadar hematokrit seseorang normal, rendah, atau tinggi. Berikut penjelasan lengkap mengenai kadar hematokrit normal, rendah, dan tinggi.

Kadar Hematokrit Normal

Ketika tes hematokrit dilakukan, hematokrit dinyatakan sebagai persentase. Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25 mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah. Meski pihak laboratorium penguji sampel darah memiliki takaran dan kategorinya sendiri, namun kadar hematokrit normal dalam tubuh tergantung pada usia dan jenis kelamin. Dikutip dari Tintinalli’s Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide, berikut kadar hematokrit normal:

  • Bayi baru lahir 55% hingga 68%.
  • Bayi usia 1 minggu 47% hingga 65%.
  • Bayi usia 1 bulan 37% hingga 49%.
  • Bayi usia 3 bulan 30% hingga 36%.
  • Bayi usia 1 tahun 29% hingga 41%.
  • Anak usia 10 tahun 36% hingga 40%.
  • Laki-laki dewasa 42% hingga 54%.
  • Perempuan dewasa 38% hingga 46%.

Sedangkan remaja usia 15 tahun ke bawah memiliki jumlah sel darah merah yang berbeda-beda, karena kadar hematokrit mereka berubah dengan cepat seiring bertambahnya usia. Selanjutnya, pihak laboratorium yang akan menganalisis hasil dari hematokrit tersebut untuk menentukan kisaran hematokrit normal anak pada usia tertentu.

Kadar Hematokrit yang Terlalu Rendah

Ketika seseorang memiliki kadar hematokrit yang terlalu rendah dalam tubuhnya, maka bisa menjadi tanda dari beberapa penyakit berikut:

  • Kekurangan nutrisi, seperti asam folat, zat besi, atau vitamin B12.
  • Anemia hemolitik.
  • Leukemia.
  • Anemia sel sabit.
  • Limfoma.
  • Gagal ginjal
  • Penyakit sumsum tulang.
  • Penyakit radang kronis.
  • Pendarahan pada organ dalam.

Kadar Hematokrit yang Terlalu Tinggi

Jika seseorang mengalami peningkatan jumlah sel darah merah, maka ia memiliki kadar hematokrit yang lebih tinggi. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang tinggal di dataran tinggi dan perokok kronis. Dehidrasi juga bisa menyebabkan hematokrit tinggi. 

Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan hematokrit yang abnormal, antara lain:

  • Penyakit paru-paru.
  • Penyakit jantung bawaan. 
  • Kelainan sumsum tulang atau polisitemia rubra vera.
  • Tumor tertentu.
  • Polisitemia vera.
  • Penyalahgunaan obat erythropoietin (Epogen) oleh atlet untuk tujuan “doping darah”.

Bagi ibu hamil atau Anda yang baru saja menjalani transfusi darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan tes hematokrit. Hal ini dikarenakan kehamilan bisa menurunkan kadar nitrogen urea darah (BUN) karena adanya peningkatan cairan dalam tubuh. Selain itu, transfusi darah juga bisa memengaruhi hasil tes hematokrit. 

Jika Anda tinggal di dataran tinggi, kadar hematokrit normal dalam tubuh cenderung lebih tinggi, karena berkurangnya jumlah oksigen di udara. Dokter kemudian akan membandingkan hasil tes hematokrit dengan bagian lain dari tes CBC dan gejala keseluruhan sebelum membuat diagnosis.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout