Blog

ibu hamil melahirkan sendiri di rumah

Ibu Hamil Melahirkan Sendiri di Rumah, Amankah untuk Ibu dan Janin?

Setelah proses kehamilan, melahirkan merupakan proses yang penting dan tak terlupakan. Meski banyak yang memilih rumah sakit sebagai tempat melahirkan yang nyaman, namun ada juga ibu hamil melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan bidan atau dokter.

Ibu hamil yang memilih untuk melahirkan sendiri di rumah dikenal dengan nama Freebirth, yaitu perempuan memutuskan untuk melahirkan bayinya tanpa bantuan profesional kesehatan. Amankah metode ini? Simak penjelasannya berikut.

Amankah Ibu Hamil Melahirkan Sendiri di Rumah?

Di Amerika Serikat, freebirth merupakan proses yang boleh dilakukan. Menurut seorang Profesor Obstetri dan Ginekologi di New York University School of Medicine Bruce Young, ibu yang melahirkan di rumah rata-rata bisa mengharapkan kelahiran berjalan dengan lancar sekitar 80 persen. 

Meski demikian, di Indonesia, melahirkan sendiri di rumah masih ditentang dalam dunia kedokteran karena sangat berbahaya. Menurut Dr. Budihardja Singgih, Senior Government Advisor dari USAID, sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan, semua persalinan harus dilakukan di rumah sakit atau setidaknya fasilitas kesehatan tingkat pertama, yaitu Puskesmas. Jika terjadi komplikasi, bisa segera dirujuk ke rumah sakit.

Risiko Ibu Hamil Melahirkan Sendiri di Rumah 

Seperti dijelaskan sebelumnya, ibu hamil yang melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan dokter atau bidan sangat berbahaya. Beberapa risiko tersebut, antara lain:

1. Perdarahan Postpartum

Ibu hamil yang melahirkan sendiri di rumah akan berisiko terjadi perdarahan postpartum. Dengan adanya profesional kesehatan, kontrol perdarahan setelah persalinan dapat dilakukan dengan mengevaluasi adanya trauma pada jalan lahir dan pemberian obat untuk memperkuat kontraksi uterus. Selain itu, profesional kesehatan juga dapat menangani jika ada retensi plasenta, yaitu kondisi plasenta yang tidak dapat dikeluarkan atau tersisa sebagian di dalam rahim yang juga bisa menyebabkan perdarahan. Oleh karena itu, jika ibu melahirkan sendiri di rumah sangat berbahaya karena ibu tidak dapat melakukan tindakan yang diperlukan untuk menghentikan perdarahan. Kehilangan banyak darah dapat menyebabkan ibu kehilangan nyawanya. 

2. Gawat Janin

Gawat janin merupakan risiko ibu hamil melahirkan sendiri di rumah lainnya. Kondisi ini bisa mengancam nyawa bayi jika ibu hamil melahirkan tanpa bantuan profesional kesehatan. Beberapa penyebab gawat janin, antara lain kekurangan oksigen, anemia pada ibu hamil, hipertensi dalam kehamilan, serta cairan ketuban yang kurang dan bercampur dengan mekonium. Selain itu, lilitan tali pusar pada bayi juga dapat menyebabkan bayi tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup. 

3. Proses Persalinan yang Memanjang

Risiko ibu hamil melahirkan sendiri di rumah berikutnya adalah persalinan yang panjang. Kondisi ini terjadi jika ibu melahirkan dalam jangka waktu yang lebih lama dari jangka waktu normal. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tidak adanya kemajuan dalam bukaan persalinan. Ibu hamil akan dikatakan mengalami persalinan memanjang jika proses persalinan berlangsung lebih dari 20 jam pada kelahiran pertama dan lebih dari 14 jam pada kelahiran berikutnya. Jika melahirkan sendiri di rumah, ibu tidak mengetahui ukuran bayi dan besaran panggul yang merupakan jalan lahir bayi. Kedua hal tersebut sangat penting dalam menentukan apakah bayi dapat dilahirkan secara normal atau tidak. Bayi yang terlalu besar atau panggul yang sempit dapat menyebabkan bayi tidak dapat lahir, sehingga membahayakan nyawa calon bayi.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout