Blog

Efek Samping Vaksin Sinovac

Efek Samping Vaksin Sinovac yang Perlu Diantisipasi

CoronaVac atau yang dikenal sebagai vaksin Sinovac merupakan vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd. Vaksin ini menggunakan virus SARS-CoV-2 yang sudah tidak aktif. Efek samping vaksin Sinovac memang tidak seberat Pfizer dan Moderna, namun Anda tetap perlu mengantisipasinya.

Pemberian vaksin Sinovac akan memicu sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus yang sudah tidak aktif dan menghasilkan antibodi untuk melawan virus COVID-19. Vaksin Sinovac juga memiliki nilai efikasi yang cukup tinggi, yaitu 65,3%. Sebelum menerima vaksin Sinovac, berikut beberapa persiapannya.

Persiapan Sebelum Menerima Vaksin Sinovac

Pemberian vaksin Sinovac hanya bisa diberikan oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter. Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menerima vaksin ini:

  1. Beri tahu dokter jika Anda mengidap penyakit atau menjalani pengobatan yang menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh.
  2. Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat Covid-19 atau tinggal bersama keluarga yang sedang menjalani perawatan Covid-19.
  3. Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. 
  4. Beri tahu dokter jika sedang mengalami gejala ISPA, seperti batuk, pilek, dan sesak napas dalam 7 hari terakhir, menjalankan terapi penyakit kelainan darah, atau transfusi darah rutin.
  5. Beri tahu dokter jika Anda mengidap penyakit jantung, ginjal, rheumatoid arthritis, saluran pencernaan, hipertiroid, hipotiroid, kanker, kelainan darah, diabetes, HIV, asma, dan penyakit autoimun, seperti lupus.
  6. Beri tahu dokter jika Anda sedang menjalani cuci darah atau pernah menjalani transplantasi ginjal.
  7. Vaksin Sinovac dapat diberikan kepada ibu hamil dan menyusui. Untuk ibu hamil, pemberiannya bisa dimulai pada usia kehamilan di atas 12 minggu dan paling lambat pada usia 33 minggu dan di bawah pengawasan dokter.

Cara Pemberian Vaksin Sinovac

Vaksin Sinovac dapat diberikan kepada orang berusia 18-59 tahun dan dalam kondisi sehat. Vaksin diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 14 hari, dengan dosis sekali vaksin 0,5 ml. Untuk lansia di atas 60 tahun ke atas, pemberian vaksin dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak 28 hari, dengan dosis sekali vaksin 0,5 ml. Sedangkan vaksin Sinovac untuk lansia di atas 70 tahun masih diteliti lebih lanjut.

Jika Anda mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celsius atau memiliki tekanan darah di atas 140/90 mmHg, maka pemberian vaksin akan ditunda. Vaksin Sinovac akan diberikan langsung oleh dokter atau tenaga medis di bawah pengawasan dokter dan disuntikkan ke dalam otot (intramuskular/IM).

Sebelum dan setelah pemberian vaksin, area kulit yang akan disuntikkan harus dibersihkan dengan alcohol swab. Alat suntik sekali pakai yang sudah selesai digunakan akan dibuang ke dalam safety box tanpa ditutup kembali jarumnya. Untuk mencegah terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius, maka penerima vaksin akan diminta untuk tetap tinggal di tempat layanan vaksinasi selama 30 menit setelah divaksin.

Efek Samping Vaksin Sinovac

Untuk mengantisipasi terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) setelah vaksinasi, berikut beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah menerima vaksin Sinovac:

  1. Demam
  2. Nyeri, kemerahan, atau bengkak di area bekas suntikan
  3. Sakit kepala
  4. Nyeri otot
  5. Merasa lelah
  6. Mual
  7. Muntah

Jika efek samping vaksin Sinovac masih berlanjut, sebaiknya segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout