Blog

Ciri-Ciri Hipotermia, Mulai dari Ringan Hingga Berat

Ciri-Ciri Hipotermia, Mulai dari Ringan Hingga Berat

Hipotermia adalah kondisi yang berisiko tinggi di tempat dingin yang ekstrem, misalnya wilayah bersalju, pada orang yang tidak memakai pakaian yang hangat. Ketahui ciri-ciri hipotermia, mulai dari yang ringan hingga yang parah.

Suhu tubuh yang turun signifikan karena cuaca dingin yang ekstrem, perlu segera ditangani untuk mencegah komplikasi yang berbahaya. Simak informasi selengkapnya mengenai ciri-ciri hipotermia dan tahap-tahapnya.

Mengenal Apa itu Hipotermia

Ketika seseorang terpapar cuaca dingin yang ekstrem tanpa perlindungan yang cukup, maka terjadilah hipotermia. Hipotermia memicu penurunan fungsi dan kinerja otak, jantung, dan sistem saraf. Jika tidak ditangani dengan cepat, hipotermia dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan nyawa, misalnya gagal jantung, memburuknya bradikardia, pingsan, bahkan kematian.

Ciri-Ciri Hipotermia dan Tahap-Tahapnya

Dibutuhkan penanganan hipotermia yang cepat untuk mencegah komplikasi yang membahayakan nyawa. Berdasarkan tingkat keparahannya, ciri-ciri hipotermia terdiri dari 3 tahap yang berbeda, mulai dari ringan hingga parah. Dikutip dari AAFP, berikut tahap hipotermia dan ciri-cirinya:

Tahap ringan

Suhu tubuh penderita, yaitu 32-35 derajat Celsius. Berikut ciri-cirinya:

  • Kedinginan.
  • Kenaikan tekanan darah 
  • Detak jantung meningkat.
  • Kelelahan.
  • Pernapasan tidak beraturan.
  • Kurang koordinasi.

2. Tahap sedang

Suhu tubuh penderita, yaitu 28-32 derajat Celsius. Berikut ciri-cirinya:

  • Kesadaran berkurang.
  • Pernapasan melambat.
  • Detak jantung tidak beraturan.
  • Tekanan darah menurun.
  • Pupil melebar.
  • Kehilangan refleks.

3. Tahap parah

Suhu tubuh penderita hipotermia tahap parah di bawah 28 derajat Celsius. Tahap ini ditandai dengan kesadaran yang turun signifikan terhadap dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya. Hipotermia tahap parah tergolong berbahaya dan memerlukan penanganan segera dari dokter. Ciri-cirinya, yaitu:

  • Gagal jantung.
  • Pupil tidak bereaksi.
  • Sulit  bernapas.
  • Edema paru.
  • Henti jantung.

Cara Menangani Hipotermia

Agar hasilnya efektif, pertolongan untuk penderita hipotermia perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Sebelum penanganan medis, ada sejumlah upaya yang bisa Anda lakukan untuk meringankan tanda-tanda hipotermia:

  • Menempatkan penderita hipotermia ke tempat yang hangat dan nyaman. 
  • Pastikan ia tidak memakai pakaian yang basah dan selimuti tubuh dan kepalanya.
  • Jika pernapasannya masih berfungsi, pantau dan awasi perkembangannya. Namun, jika pernapasannya berhenti, terapkan CPR.
  • Berikan minuman hangat jika penderita sudah sadar.
  • Jangan memberikan alkohol atau kafein kepada penderita, karena  dapat menghambat sirkulasi untuk menghangatkan tubuh.
  • Jangan menggunakan air atau lampu bersuhu tinggi untuk menghangatkan pengidap. Suhu yang terlalu tinggi justru bisa merusak kulit dan membuat detak jantung tidak teratur

Perlu diingat, penanganan hipotermia perlu dilakukan dengan lembut, karena pergerakan yang berlebihan, misalnya menggosok atau memijat, dapat memicu serangan jantung.

Setelah itu, Anda perlu segera memanggil bantuan medis. Berikut sejumlah tindakan medis yang biasanya diterapkan untuk menangani hipotermia:

  • Pemasangan cairan infus.
  • Pemasangan oksigen, sehingga pengidap dapat bernapas dengan lega dan tubuhnya tetap hangat.
  • Penghangatan darah dengan mesin cuci darah bagi pengidap hipotermia tahap berat.
  • Untuk penderita hipotermia tahap ringan, tubuh akan diselimuti dan diberikan minuman hangat.

Jika Anda ingin mendaki gunung atau bepergian ke wilayah dengan cuaca dingin yang ekstrem, sebaiknya berdiskusi dengan dokter untuk memastikan kondisi Anda benar-benar siap.

Share this post


Best Seller Products

has been added to your cart.
Checkout